Pembicara : Aminah Swarnawati
Media Massa
Media Massa
Bisakah dalam satu hari anda tidak menyalakan TV, online, mendengar lagu via radio saat berpergian ?? 99% dijamin anda tidak akan bisa.
Di zaman ini yang semakin modern membuat media massa kini berkembang pesat dan menjadi suatu kebutuhan vital bagi manusia. Melalui media massa seperti radio, tv, majalah, internet,dsb masyarakat dapat memperoleh beragam informasi dari dunia luar serta berbagai hiburan.
Media merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk menghantarkan pesan. Sedangkan massa dapat diartikan sebagai suatu kerumunan banyak orang. Bila digabungkan keduanya maka media massa adalah alat komunikasi yang menghubungkan seluruh masyarakat satu dengan lainnya (Bungin, 2008, 99).
Karena bersifat banyak orang maka dalam penyampaian berbagai produksi atau tayangannya; media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dan berbagai sosio-ekonomi, cultural, dll. Produksi media akhirnya dibentuk sedemikian rupa untuk dapat diterima semua orang.
Hasil produksi media massa memang dapat memberikan kita suatu hiburan yang dapat melepaskan kepenatan akibat aktivitas yang kita jalani dalam satu hari tapi di satu sisi, produk media massa tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi khalayaknya baik jangka pendek atau jangka panjang.
Hasil produksi media massa memang dapat memberikan kita suatu hiburan yang dapat melepaskan kepenatan akibat aktivitas yang kita jalani dalam satu hari tapi di satu sisi, produk media massa tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi khalayaknya baik jangka pendek atau jangka panjang.
Pengaruh jangka panjang dari media massa dapat dikatakan bersifat vital karena khalayak dipengaruhi dan terpengaruh tanpa sadar yang seringkali dapat mempengaruhi kebudayaan, cara berpikir, berpendapat, dll.
Contoh pengaruh jangka panjang akibat produk media massa adalah bahasa Indonesia = bahasa sinetron. Maksudnya, orang-orang daerah saat ini sudah jarang menggunakan bahasa asli daerah mereka masing-masing melainkan lebih banyak menggunakan bahasa Jakarta karena mereka berpikir di sinetron menggunakan bahasa Jakarta maka tertanamlah di dalam pikiran mereka bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa Jakarta saja.
Akibat pengaruh kuat dari media massa inilah maka terbentuklah budaya massa.
Budaya Massa
Budaya massa dan media massa memiliki suatu keterkaitan yang sangat kuat. Bukan karena sama-sama memiliki kata ‘massa’ melainkan karena media massa menjadi agen utama penyebaran budaya massa seperti Televisi, radio, majalah, surat kabar, dan internet. Lalu, apa itu budaya massa?
Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan industri produksi pasar masal. Beda budaya massa dengan budaya populer adalah Budaya massa diproduksi oleh media massa dan dipasarkan secara komersial dengan tujuan utama adalah menghasilkan keuntungan bagi pihak kapital sedangkan budaya populer tumbuh dari masyarakat sendiri yang memperhatikan estetika.
Break Dance Africa
Sebagai contoh tarian Break Dance adalah budaya pop yang merupakan tarian rakyat jalanan Africa American. Michael Jackson mendorong pertumbuhan breakdance dengan bantuan MTV sehingga break dance dibawa dari Amerika menuju bagian dunia yang lain sebagai fenomena budaya yang baru yang akhirnya fokus breakdance untuk uang yang banyak ditampilkan pada film-film di tahun 80an; bukan sebagai tarian budaya lagi. Contoh dari Indonesia adalah Srimulat merupakan kebudayaan populer yang menampilkan kesenian tradisional dengan karakter tradisional. Ketika kesenian Srimulat ini dikemas dalam media massa maka telah menjadi budaya massa yang sudah ‘terkontaminasi’ oleh sentuhan populer yang berkembang di masyarakat mulai dari segi cerita, kostum, latar, dsb.
Pada intinya budaya massa dapat dikatakan sebagai budaya komersial yang menyingkirkan budaya-budaya yang memiliki unsur seni yang tinggi; budaya massa mengikuti selera masyarakat dan cenderung menjiplak! Tayangan Empat Mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana juga merupakan salah satu produk budaya massa. Pada tayangan tersebut seringkali Tukul merendahkan dan meledek tamu di acaranya dan seorang wanita bernama Vega pun tak luput dari ledekan Tukul. Terkadang ledekan yang keluar adalah ledekan kasar yang sebenarnya tidak pantas untuk dilakukan. Akan tetapi Tayangan Empat Mata sempat menjadi tayangan talkshow favorit masyarakat yang pada akhirnya diikuti oleh stasiun TV lain dengan format hampir sama seperti SMS (Senin Malam Show) oleh Indro Warkop, Midnight Show, dll. Akibat tayangan Empat Mata tersebut banyak masyarakat yang mengikuti kata-kata ledekan yang sering dilontarkan oleh Tukul seperti Puas-puas, tak sobek-sobek, kutu kupret, dll yang seolah-olah kata-kata tersebut wajar adanya.
Program reality show seperti Indonesia Idol juga menjiplak dari America Idol yang dirasa dapat memberi keuntungan bagi si pihak kapitalis. Akibat booming nya program reality show pencarian bakat tersebut maka diikuti oleh stasiun TV lain dengan format hampir sama seperti AFI, KDI, Indonesia Mencari Bakat, dll.
Akibatnya budaya massa yang muncul dengan mengikuti selera masyarakat lebih mengutamakan hiburan daripada unsur seni sehingga budaya massa yang berkembang di masyarakat pun hanya mempertontonkan sisi hiburan, menciptakan dan memenuhi impian-impian bukan estetika. Seperti sinetron-sinetron banyak memperlihatkan kehidupan orang-orang kaya, hedonisme,dll karena hal tersebut dapat memberi hiburan dan menciptakan impian bagi para penonton sinetron yang sebagian besar adalah kalangan menengah ke bawah.
Kesimpulan
Suka atau tidak suka, berkembangnya media massa dimanfaatkan oleh sekelompok kapitalis untuk menumbuhkan budaya massa yang diyakini budaya massa telah berkembang jauh dan pesat serta menjangkau hampir ke seluruh wilayah. Akibatnya, mempengaruhi masyarakat pada cara pendapat, berpikir, tindakan tertentu, menumbuhkan sifat konsumerisme, dll.
Kita memang butuh media dan media pun butuh kita. Oleh karena itu sebaiknya kita meng-kritisi tiap tayangan yang kita lihat melalui media massa agar hal-hal negatif dari media massa tidak mempengaruhi kita.
Be Smart !
Be Smart !
- Bahan kuliah kapita selekta
- Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana.
- http://bunxu.multiply.com/journal/item/12/Budaya_Massa_pengantar_singkat
- http://setabasri01.blogspot.com/2009/08/budaya-massa-di-indonesia.html
- http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/16/budaya-massa-mass-culture/
- http://setabasri01.blogspot.com/2009/08/budaya-massa-di-indonesia.html
- http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2010/07/31/budaya-massa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar